Thursday, April 1, 2021

Smartphone Yang Bikin Kecanduan

Subtitute Phone yang memiliki lima model mewakili masing-masing kebiasaan mengoperasikan smartphone seperti scrolling, zooming, swape, dan pinch

Tanpa disadari, millenial saat ini bisa menjadi salah satu penderita nomophobia atau no mobile phone phobia. Istilah ini menggambarkan orang yang gelisah saat berpisah dengan smartphone mereka.

 

Rasa gelisah ini bisa jadi muncul sebagai keinginan untuk mengecek smartphone terus menerus, atau sekedar 'gatal' ingin memainkan jemari di layar sentuh.

 

Seorang desainer asal Wina, Austria, Klemens Schillinger menemukan gadget pengganti ponsel atau yang dia sebut sebagai Substitute Phone. Ini merupakan replika ponsel pintar yang sering kita gunakan setiap hari.

 

Schillenger menjelaskan, penemuannya ini hanya akan mengganti gerakan fisik dari pecandu smartphone, bukan untuk menggantikan fungsi smartphone itu sendiri.

 

Ukuran Subtitute Phone disimulasikan dengan ukuran layar sentuh (touchscreen) yang umum dipakai sehari-hari. Bahan ponsel tiruan ini terbuat dari bahan polyoxymethylene (asetal) yang bobotnya juga sama dengan rata-rata smartphone.

 

Untuk memberikan efek 'touch' ala smartphone, Schllinger menyisipkan manik dari batuan alam howlite di celah-celah.

 

Penempatan manik-manik tersebut disesuaikan dengan gerakan jari di layar sentuh, seperti scrolling (menggulir kebawah), pinch (mencubit), swipe (menggeser layar) dan zooming (memperbesar). Untuk mewakili masing-masing kebiasan itu, Schillinger membuat lima model Substitute Phone.

 

"Ponsel ini tidak memiliki fungsi digital", jelas Schillinger, sebagaimana KompasTekno kutip dari Engadget, Selasa (28/11/2017).

 

Schillinger menambahkan ketiadaan fungsi digital bisa menolong mereka untuk mengatasi gejala ingin menarik diri dari lingkungan atau asosial. Schillinger seolah ingin merombak gaya hidup milenial menjadi analog.

 

Sebelumnya, Schillinger juga pernah mendesain lampu meja yang hanya bisa menyala dengan menempatkan smartphone di laci bawaan lampu meja tersebut.

 

 Sumber: https://literacymiliter.com/

No comments:

Post a Comment